Curhatan HKN 2011

Dinas pagi, waktu nyantai setelah beberapa kerjaan selesai di laksanakan, ngobrol dengan teman kerja dengan bahasan B20… yang di bahas bukan penyakitnya tapi kondisi pasien dan perawatannya [tapi bahasan perawatan bukan teoritis yee.. males :D].. yang ini sedikit ke uneg-uneg nyerempet ke gosip *shutup*
Suster 1: “ehh itu si Tn. X kemarin-kemarin semangat 45, sekarang malah down, tiap di tanya keluhannya malah jawabnya biasa saja dan terkesan tidak kooperatif”
Suster 2: “oohh… pasien yang di bawa sama LSM Plat Merah itu?.. ngomong-ngomong, kok si Plat Merah udah gak pernah nongol lagi, padahal mereka ngakunya sebagai pendamping B20 loh”

— cut here —

Perawatan pasien-pasien dengan penyakit B20 mungkin agak “berbeda” dari penyakit pada umumnya, karena sifatnya agak-agak “complicated” lah.. untuk penangannya di butuhkan layanan khusus yang meliputi Care, Support and Treatment.. :p
Okeh.. balik ke obrolan tadi yang menyinggung soal si Plat Merah.. si PM [Plat Perah ,- red] mengaku sebagai pendamping pasien B20 ini, tapi ada yang janggal dengan cara kerja mereka kalau mau merujuk ke tugas sebagai pendamping B20. yang saya perhatikan, mereka hanya datang menbawa si pasien B20, ngurus jaminan pelayanan..udah selesai… padahal tugas utama pendamping adalah pemberian support ke pasien tersebut, nyatanya seperti obrolan di atas, saat pasien yang mereka bawa ke RS, psikisnya down, pendampingnya malah gak kelihatan, kemana mereka yang mengaku sebagai pendamping mengatasnamakan LSM.
In my humble opinion, PM tersebut terkesan mengejar data statistik yang kemudian di laporkan… ini loh beberapa B20 yang kami temukan..hebat kan.. *hammer*…. Big No…jangan mengaku sebagai pendamping jika tidak sanggup mendampingi, jangan cuman ngejar “target” jika orientasi kalian bukan Serve with love.. agak kecewa juga dengan cara kerja mereka dengan mengatasnamakan LSM seperti itu.

Pernah di awal-awal mereka datang bersama dengan sebuah lembaga resmi pemerintah untuk mengurus jaminan pelayanan, sempat nguping obrolan mereka dengan kepala ruangan yang membahas B20 yang di rawat di tempat lain.. “bingung, heran dan kok gitu sih”.. sampe segitunya kalau membahas B20, seolah-olah B20 ini mahluk alien dari planet lain, padahal mereka [lagi-lagi] adalah orang-orang yang menyatakan diri mengabdi dalam penanganan B20.. nah loh.. *amazed* …. isi obrolannya bukan diskriminatif sih, tapi agak menyeramkan.. “aduh..bahaya sekali kalau ada yang tahu” “sebenarnya mereka tidak boleh begini-begitu” “yang begini ini sebenarnya gak boleh ada yang tahu, harus di sembunyikan”… ya elah mbak.. gak segitunya juga kali ngomongnya.. emang bener kalo membahas B20 masih harus hati-hati karena masih ada orang awam yang belum bisa menerima keberadaan mereka, tapi gak seseram itulah mbak kalimatnya…

Sampai sekarang masih ada pertanyaan yang ingin saya temukan jawabannya.. “emang kenapa kalau orang lain tahu bahwa dia/mereka adalah penderita B20?” [bukan berarti seeenaknya di publikasikan loh… tapi merujuk pada beberapa kali saya temukan praktisi kesehatan kalau membahas ini seolah-olah memborgol keberadaan penderita B20].. perlakukanlah/bahaslah mereka seperti penderita lain, tidak perlu di seram-seramkan.. toh jika seandainya masyarakat tahu keberadaan mereka, kita-kita [kita??] yang menyatakan diri sebagai pendamping merupakan portal pertama bagi mereka untuk membantu… Ajarilah, latihlah, tanamkanlah ke mereka [penderita B20] untuk siap terjun ke masyarakat dengan segala resikonya, jika kita saja sudah menanamkan ke mereka [penderita B20] sesuatu yang menyeramkan, tentu mereka juga tidak akan pernah siap berhadapan langsung dengan masyarakat… Jangan cuman ngejar target pelaporan Pak/Bu biar dapat proyek *Oooppssss* :ngacir: